Lalu, mengapa panjang lebar membahas pohon? Pohon membersihkan udara dan membuatnya lebih nyaman dan aman dihirup, membersihkan air, menjaga tanah tetap sehat, mencegah banjir dan menyediakan habitat bagi satwa liar serta meningkatkan keanekaragaman hayati. Semuanya membuat kita lebih sehat.

Mengintegrasikan pohon, terutama jenis-jenis lokal, di dalam dan sekitar kebun kopi akan memberikan manfaat bagi kopi dan masyarakat. Berikut alasannya;

Kualitas kopi: Fakta menunjukkan bahwa kopi di bawah pohon naungan memproduksi buah segar yang lebih berat, biji lebih besar, dan penampakan yang lebih elok5.

Regulasi iklim: Perubahan iklim membuat perkebunan kopi semakin panas. Karena Arabika membutuhkan suhu dingin sekitar 18 hingga 21 derajat Celcius, perubahan suhu di kebun akan berdampak pada produksi. Pohon naungan membantu mengurangi dampak ketidakpastian fluktuasi suhu, mendinginkan udara saat siang hari, dan menjaga kebun tetap hangat di malam hari, serta mengurangi stres pada tanaman kopi6.

Kesehatan tanah: Daun yang berguguran dan akar pohon membantu mempertahankan kesehatan tanah dengan menyediakan aerasi alami, nutrisi dan kelembaban, serta menyediakan pakan bagi fauna tanah yang kemudian mengubahnya menjadi nutrisi yang tersedia untuk pertumbuhan pohon7.

Pencegahan erosi: Keberadaan pepohonan membantu mencegah erosi, terutama pada lahan dengan lereng yang curam dan curah hujan tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi efek hantaman air hujan dan mengikat tanah8. Seresah dari dedaunan yang gugur juga membantu mengurangi erosi akibat rintik deras air hujan9.

Regulasi air: Air hujan disimpan dalam tajuk pohon dan dilepaskan kembali ke udara melalui proses evaporasi. Seresah daun di atas tanah berperan seperti spons yang menjaga kelembaban dan secara perlahan melepaskannya. Tanah yang ternaung mampu menjaga kelembaban lebih lama daripada tanah terbuka. Hal ini penting karena kekeringan akibat perubahan iklim akan semakin meningkat baik dari sisi frekuensi maupun intensitasnya. Selain itu, akar pohon naungan biasanya menghunjam ke tanah lebih dalam daripada akar tanaman kopi dan tanaman budidaya lain, dengan demikian pohon naungan tidak berkompetisi dengan tanaman lain dalam menyerap air dan unsur hara10.

Pengendalian hama: Pohon menyediakan tempat berlindung dan habitat bagi predator hama seperti burung, kelelawar, kumbang koksi, laba-laba, dan kadal. Predator alami ini memakan hama serangga yang dapat merusak tanaman kopi. Serangan hama menyebar lebih lambat ketika pepohonan dicampur dalam kebun kopi. Pengendalian hama secara alami ini dapat menurunkan biaya penggunaan pestisida11.

Penyerbukan: Pohon menyediakan tempat berlindung bagi predator hama alami seperti kumbang koksi, laba-laba, dan kadal serta polinator seperti lebah dan burung yang karena keberadaan pohon dapat memiliki akses lebih cepat menuju tanaman kopi. Semakin beragam jenis pohon naungan, semakin polinator terbantu. Hal ini penting karena keanekaragaman dan kelimpahan lebah berdampak positif pada hasil panen kopi, berat buah, dan juga fruit set12.

Keanekaragaman hayati: Pepohonan juga menyediakan habitat bagi burung lokal, reptil, mamalia, dan tumbuhan lain seperti anggrek dan bromelia. Setiap strata tajuk di atas kopi memiliki ciri iklim mikro yang khas dan memberikan habitat khusus bagi spesies tertentu13.

Serapan karbon: Sistem agroforestri di Indonesia menghimpun dan menyimpan karbon dalam jumlah yang signifikan dengan perkiraan lebih dari 69,5 ton/ha14. Kepadatan pohon merupakan salah satu ukuran paling penting yang mempengaruhi serapan karbon, semakin padat jarak tanam akan semakin besar karbon yang dapat diserap per area15. Umur atau ukuran pohon juga penting sebab pohon dewasa menyerap karbon lebih banyak daripada pohon muda.

Jaminan pendapatan: Pohon naungan menyediakan buah, kayu, dan produk lain yang dapat dijual sebagai tambahan pendapatan selain kopi. Oleh karena itu, secara keseluruhan pohon naungan dapat meningkatkan jaminan pendapatan petani. Karena akarnya yang dalam dan simpanan energinya yang tinggi, pohon lebih tahan terhadap perubahan iklim dan dengan demikian lebih siap dalam memproduksi buah di masa kemarau daripada kopi, sehingga menjadi tambahan pendapatan yang dapat diandalkan. Pepohonan juga dapat secara langsung menyediakan buah, biji, minyak, kayu bakar, dan bahan bangunan untuk kebutuhan rumah tangga sehingga meningkatkan ketahanan ekonomi bagi petani16.


5Muschler, R. G. (2001). Shade improves coffee quality in a sub-optimal coffee-zone of Costa Rica. Agroforestry systems, 51(2), 131-139.
Vaast, P., Kanten, R. V., Siles, P., Dzib, B., Franck, N., Harmand, J. M., & Génard, M. (2005). Shade: a key factor for coffee sustainability and quality. In ASIC 2004. 20th International Conference on Coffee Science, Bangalore, India, 11-15 October 2004 (pp. 887-896). Association Scientifique Internationale du Café (ASIC).

6Alemu, M. M. (2015). Effect of tree shade on coffee crop production. Journal of Sustainable Development, 8(9), 66.
Rathmell, L. (2017). Coffee and Conservation: The Ecology and Marketing of Bird Friendly Coffee (Doctoral dissertation).

7Alemu, M. M. (2015). Effect of tree shade on coffee crop production. Journal of Sustainable Development, 8(9), 66.

8Iijima, M., Izumi, Y., Yuliadi, E., Sunyoto, Afandi, & Utomo, M. (2003). Erosion control on a steep sloped coffee field in Indonesia with alley cropping, intercropped vegetables, and no-tillage. Plant Production Science, 6(3), 224-229.

9Li, Xiang, Jianzhi Niu, and Baoyuan Xie. "The effect of leaf litter cover on surface runoff and soil erosion in Northern China." PloS one 9, no. 9 (2014): e107789.

10Muñoz-Villers, Lyssette Elena, Josie Geris, María Susana Alvarado-Barrientos, Friso Holwerda, and Todd Dawson. "Coffee and shade trees show complementary use of soil water in a traditional agroforestry ecosystem." Hydrology and Earth System Sciences 24, no. 4 (2020): 1649-1668

11Rice, R. A. (2018). Coffee in the crosshairs of climate change: agroforestry as abatis. Agroecology and Sustainable Food Systems, 42(9), 1058-1076.

12Klein, A., I. Steffan-Dewenter and T. Tscharntke, 2003b. Fruit set of highland coffee increases with the diversity of pollinating bees. Proceedings of the Royal Society of London270:955-961

13Greenberg, R., Bichier, P., Angon, A. C., & Reitsma, R. (1997). Bird Populations in Shade and Sun Coffee Plantations in Central Guatemala: Poblaciones de Aves en Plantaciones Cafetaleras en Sombra y Sol en la Región Central de Guatemala. Conservation Biology, 11(2), 448-459.

14Wiryono et al. 2016. The diversity of plant species, the types of plant uses and the estimate of carbon stock in agroforestry system in Harapan Makmur Village, Bengkulu, Indonesia. Biodiversitas 17: 249-255

15Roshetko et al. 2007. Smallholder Agroforestry Systems for Carbon Storage. Mitigation and Adaptation Strategies for Global Change. 12: 219-242

16Davis, H., Rice, R., Rockwood, L., Wood, T., & Marra, P. (2019). The economic potential of fruit trees as shade in blue mountain coffee agroecosystems of the Yallahs River watershed, Jamaica WI. Agroforestry Systems, 93(2), 581-589.